Selasa, 27 Desember 2016

Sejarah Demokrasi Terpimpin



Sejarah Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Terpimpin dimulai sejak dikeluarkannya surat perintah sebelas maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi Terpimpin sebagai demokrasi yang sesuai dengan keperibadian bangsa, yang berbeda dengan system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaanya, demokrasi terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan .
Penyimpangan –penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden Soekarno. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika kebijakan –kebijakan Presiden soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik indonesia.
    Lantar belakang
Lantar belakang dicetuskannya sistem Demokrasi Terpimpin oleh Presiden Soekarno :
1.  Dari segi keamanan nasional : banyak gerakan separatis pada masa demokrasi liberal menyembabkan ketidakstabilan negara.
2.  Dari segi perekonomian : sering terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program – program yang di rancang oleh kabinet. Tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersedat.
3.  Dari segi politik : konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950.
Masa demokrasi Terpimpin yang di cetus oleh Presiden Soekarno diawali oleh ajuran soekarno agar Undang – Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu pro dan kontra di kalangan anggota konstituante.
Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut dekrit presiden 5 Juli 1959 .


Isi Dekrit Presiden 5 juli 1959 :
1.  Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2.  berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4.  Pembentukan MPRS dan DPAS 
ii. kebijakan pemerintah setelah Dekrit Presiden 5juli 1959
A. Pembentukan MPRS sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara berdasarkan Penpres no. 2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3 syarat yaitu :
1. Setuju kembali kepada UUD 1945
2. Setia kepada perjuangan RI
3. setuju kepada manifesto politik
Dalam sidang – sidang  MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti :
1. Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN
2. Penetapan garis-garis besar pembangunan Nasional Berencanatahap 1 (1961-1969)
3. Menetapkan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
B. Pembentukan DPAS
     DPAS dibentuk Presiden Soekarno, dan diketuai langsung oleh Presiden sendiri , dan menjadi wakil ketua adalah Rusian Abdul Gani
c.  Pembentukan Kabinet kerja
     Kabinet kerja dipimpin oleh presiden soekarno sebagai Perdana Menteri dan Ir. Juanda sebagai menteri pertama.
iii. Penyimpangan – Penyimpangan Pemerintah Pada Masa Demokrasi Terpimpin
 Dikeluarkan Dekrit presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia agar sesuai dengan UUD 1945. Tetapi pada pelaksanaanya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak melakukan Penyimpangan – penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri di antaranya sebagai berikut :   
A. Penyimpangan di bidang Kebijakan dalam Negeri
    1. mengumumkan ajaran Nasakom (nasionalis,agama.komunis)
    2. Penetapan MPRS tentang jabatan Presiden Soekarno sebagai Presiden RI
         Seumur hidup.
    3. Pembubaran DPR hasil pemilu 1, tahun 1955
B. penyimpangan di Bidang kebijakan luar Negri
   1. politik konfrontasi dengan pembagian dunia menjadi 2 bagian, yaitu oldefo
(Old Establishes forces / negara – negara kapitalis imperialis) dan Nefo ( New Emerging Forces/ negara-negara progresif revolusioner)
2.   Melaksanakan politik Mercu Suar (pembangunan proyek –proyek raksasa,komplek olahraga senayan, Jakarta by pass Monumen Nasional, jembatan Ampera)
3.   Menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang sebagian besar pesertanya adalah negara – negara komunis
4.   Membentuk poros Jakarta perking

Pengertian Psikologi Perkembangan



Pengertian Psikologi Perkembangan
     Psikologi, menurut Mussen dan Rosenwieg adalah suatu pengetahuan yang mempelajari tentang mind (pikiran) atau the study of mind, tetapi dalam perkembangannya kata mind berubah menjadi behavior (tingkah laku) sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
     Secara harfiah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi tidak mempelajari jiwa itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya, sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Beberapa ahli berbeda pendapat dalam memberikan batasan psikologi, yaitu sebagai berikut :
·         Fieldman : psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental.
·         Clifford T. Morgan : psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan hewan.
·         Gardner Murpgy : psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
·         Kamus psikologi (chaplin): psychology as a science (psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan) adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia dan binatang; studi mengenai organisme dalam segala variasi dan kompleksitasnya, untuk bereaksi terhadap perubahan yang terus menerus dan aliran dari kejadian-kejadian fisik/ragawi dan peristiwa-peristiwa sosial yang menyusun lingkungannya.
·         Wilhelm Wundt : psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran manusia.
·         Woodworth dan Marquis : psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak terlihat meliputi aktifitas fisik, emosional, dan berpikir.
  1. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Psikologi Perkembangan
1.      Tujuan Mempelajari Psikologi Perkembangan Peserta Didik
·         Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya.
·         Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
·         Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu
·         Agar dapat mempersilahkan diri dalam menghadapi perubahan – perubanah yang akan dihadapi anak.
·         Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan dengan kebutuhan anak, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2.      Fungsi Psikologi Sebagai Ilmu
·         Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
·         Memprediksikan, yaitu mampu meramal atau memprediksi apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
·         Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
3.      Kegunaan Mempelajari Psikologi Perkembagan
    Perkembangan akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap diri sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik. Menurut Hurlock
(1980: 5-6), beberapa manfaat psikologi perkembangan adalah sebagai beriku :
a.       Membantu apa yang diharapkan oleh anak dan kapan yang diharapkan itu muncul.
b.      Dengan apa yang diharapkan dari anak, memungkinkan untuk menyusun pendoman dalam bentuk skala tinggi-berat, usia-berat, usia- mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
c.       Memungkinkan para orang tua atau guru memberikan bimbingan belajar yang tepat.
d.      Mengetahui perkembangan yang normal pada anak.
  1. Aspek dan Perkembangan Peserta Didik
1.      Pertumbuhan Fisik
2.      Perkembangan Intelektual
3.      Emosi
4.      Sosial
5.      Bahasa
6.      Bakat Khusus
7.      Sikap, Nilai, dan Moral
Faktor yang mempengaruhi individu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Ada tiga faktor yang memengaruhi perkembangan individu, yaitu :
  1. Faktor Hereditas
  2. Faktor Lingkungan
  3. Faktor Gabungan (Hereditas dan Lingkungan)
  1. Perkembangan dan Pertumbuhan
1.      Pengertian Perkembangan
2.      Pengertian Pertumbuhan
3.      Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan
  1. Fungsi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
      Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita akan memperoleh beberapa keuntungan.
1.      Kita akan mempunyai ekspekstasi.
2.      Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk merespon sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang anak.
3.      Pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal.
4.      Mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
a)      Pertumbuhan Fisik
b)      Kecerdasan (intelek)
c)      Temperamen (Emosi)
d)      Sosial
e)      Bahasa
f)       Bakat Khusus
g)      Sikap, Nilai, dan Moral
h)      Interaksi Keturunan dan Lingkungan dalam Perkembangan
  1. Perbedaan Individu Peserta Didik
             Garry (1963) dalam buku perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut.
a)      Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
b)      Perbedaan sosial, termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
c)      Perbedaan kepribadian, termasuk watak,motif,minat, dan sikap.
d)      Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar
e)      Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah
Jenis perbedaan lainya meliputi :
a)      Perbedaan kognitif,  yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
      Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b)      Perbedaan kecakapan bahasa, yaitu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
c)      Perbedaan kecakapan motoric, yaitu kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
d)      Perbedaan lantar belakang, yaitu perbedaan lantar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat mempelancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
e)      Perbedaan bakat, kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
f)       Perbedaan kesiapan belajar , yaitu perbedaan lantar belakang yang meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio kultural, amat penting  artinya bagi perkembangan anak.

Struktur Pedagogik



Struktur fundamental pedagogik umum
A.  Hakikat pedagogik-pedagogi
Istilah pedagogi merupakan salah satu konsep muasal dari pendidikan, berasal dari kata “paedos “, yang berati anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar atau membimbing. Paedagogos merupakan seroang pelayan atau pembantu pada zaman yunani kuno, ia bertugas mengantar dan menjemput anak manjikannya ke sekolah. selain itu, di rumah paedagogos juga bertugas membimbing anak majikannya (Syarifudin & Kurniasih, 2014). Seiring berjalannya waktu, istilah pedagogos berubah menjadi  pedagog, dan berlaku sampai saat ini. Jika paedagogos memiliki arti sebagai pelayanan atau pembantu , maka pedagog memiliki arti ahli didik atau pendidik. Paedagogos dan pedagog memiliki peran yang sama yaitu mengantarkan dan membimbing anak , akan tetapi dalam konteks yang berbeda. Paedagogos sebagai pelayan hanya pendidik bertugas mengantar anak menuju kedewasaannya.
B.    Pedagogik Amerika 1819-1929
   Pedagogik di masa lalu pernah dianggap terbentuk oleh kemampuan-kemampuan pendidik/pendagog yang disebut instinct,tact dan inspiration (Salvatori, 1995:233-234). instinct,tact dan inspiration adalah kemampuan bawaan , terbawa ketika individu dilahirkan. Pandangan ini mengasumsikan pedagog adalah dilahirkan bukan diciptakan, dan pedagogi sebagai an art bukan a science. Konsekuensi dari pandangan ini adalah bahwa ilmu pendidikan, jika ada, kurang bermanfaat karena tindakan mendidik bergantung pada kemampuan-kemampuan yang sifatnya sangat subjektif, tidak dapat dijelaskan dan diprediksi, bukan bertumpu pada prinsip-prinsip umum yang dapat dipelajari atau dikuasai oleh siapapun.
C.   Pedagogi sebagaimana disarankan power
Seorang penulis abad ke-20 Edward J. power dengan bukunya philosophy of Education, Studies in Philosophies, Schooling, and Educational Policies (1982) memetakan komponen-komponen pendidikan dalam kaitannya dengan implikasi-implikasi yang ditariknya dari beberapa aliran filsafat pendidikan. Komponen-komponen tersebut mencangkup :
 (1) Educational Purpose ;
 (2) The Place of students;
 (3) The Role of teachers;
 (4) Curriculum;
(5) Method (Power, 1982: 89, 106, 139)
Perbedan komponen-komponen ini ditemukan juga, bergantung pada aliran filsafatnya. Komponen-komponen yang berbeda, yang belum terliput:
(1)             Social education (Power, 1982: 120, 145);
(2)             Liberal education dan
(3)             Teaching of religion (Power, 1982: 120); dan
(4)             Indoctrination,
(5)             Partisan teaching;
(6)             Scientific humanitarianism (Power, 1982: 152).
Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa sebuah pedagogi dapat memiliki sebagian atau seluruh dari komponen-komponen berikut:   
1. Educational purpose;
2. The Place of students;
3. The Role of teachers;
4. Curriculum;
5. Method
6. Social education
7. Liberal education;
8. Teaching of religion;
9. Indoctrination;
10. Partisan teaching; dan
11. Scientific humanitarianism
D.   Pedagogi sebagaimana disarankan Brubacher
Seorang penulis lagi, John S. Brubacher dalam buku Modern Philosophiesof Education (1981) menjaring ide-ide tentang pedagogi dengan konsep konsep berikut:
1.     The School and society
a.     The school and social change
b.     The economic order and education
c.      The politics and education
d.     The State and education
2.     Educational aims
a.     Aims and human nature
b.     Aims and cosmology
3.     Curriculum
4.     Religious education
5.     Moral education
6.     Method
a.     Epistemological aspects of method
b.     Axiological aspects of method
7.     Professional right and duty
a.     Academic freedom and civil liberty
b.     Professional ethic

E.    Agustinian pedagogy
Augustinus menyediakan prinsip-prinsip berfungsi seperti benang-benang untuk dijalin menjadi kain dari karya-karya tulisnya dan kehidupannya. Augustinus adalah the disciple of the love of good. Cinta yang dimaksud bukanlah sebuah doktrin, tetapi juga diinterprestasi dalam pengalaman pembelajar.
F.    Pedagogi Banks dan Banks
Pedagogi menurut Banks dan Banks lebih luas dari teaching atau instruction; secara eksplisit dinyatakan bahwa pedagogi terbentuk oleh strategi-strategi pengajaran dan lingkungan ruang kelas.