By: Etty Setya Wardhani, Jesy Ratnawati, Susanti (
Pendahuluan
Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah
untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju
pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk
melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan
melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke
undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.
Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam makalah ini, kami membahas tentang filosofis dan struktur bangunan candi Borobudur. Pembahasan
Filosofis Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia.
Monumen ini terdiri dari enam platform persegi atasnya oleh tiga
platform sirkular, dan dihiasi dengan 2.672 panel relief dan 504 patung
Buddha. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukkan kemampuan
rancang bangunan nenek moyang bangsa Indonesia yang luar biasa.
Penempatan stupa terawang maupun relief di dinding Borobudur ternyata
menunjukkan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan atau astronomi.
Stupa utama candi Buddha terbesar di dunia itu berfungsi sebagai
gnomon (alat penanda waktu) yang memanfaatkan sinar matahari. Stupa
utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi di tingkat
10 (tertinggi). Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentuk
lintasan lingkaran di tingkat 7, 8 dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat
itu plus tingkat 10 adalah lingkaran, bukan persegi empat sama sisi
seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga tingkat 6. Jumlah stupa
terawang pada tingkat 7,8 dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24
stupa, dan 16 stupa. Jatuhnya bayangan stupa utama pada puncak stupa
terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukkan awal musim atau
mangsa tertentu sesuai Pranatamangsa (sistem perhitungan musim Jawa).
Struktur Bangunan Candi Borobudur
Bangunan candi Borobudur berbentuk limas berpundak dan apabila
dilihat dari atas merupakan bujur sangkar. Bangunan candi terdiri dari
10 tingkat. Tiga tingkat yang paling atas berbentuk lingkaran dengan
tiga teras. Teras pertama terdapat 32 stupa berlubang, teras kedua
terdapat 24 stupa berlubang, teras ketiga terdapat 16 stupa berlubang.
Jumlah keseluruhan 72 stupa berlubang dan masing-masing stupa didalamnya
terdapat patung Buddha. Di tengah stupa-stupa tersebut terdapat stupa
induk yang merupakan mahkota dari bangunan candi Borobudur.
Struktur dari candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan
kehidupan manusia dan kaitannya dengan alam semesta yang diyakini oleh
warga Buddha Mahayana, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
– Kamadhatu merupakan alam bawah atau dunia
hasrat dan hawa nafsu; Dunia Kamadhatu menunjukkan bahwa manusia terikat
pada hasrat dan hawa nafsu, serta cenderung terpengaruh dan dikuasai
oleh hawa nafsu. Gambaran dan deskripsi alam kamadhatu secara jelas
dalam bentuk relief-relief yang terdapat pada kaki candi asli yang
melambangkan adegan Karmawibhangga, yang melukiskan hukum sebab akibat.
– Rupadhatu merupakan alam antara atau dunia
rupa. Dunia Rupadhatu menggambarkan bahwa manusia telah meninggalkan
segala urusan duniawi dengan meninggalkan hawa nafsu dan segala urusan
duniawi. Gambaran tahapan ini dilambangkan dengan bentuk lorong
penghubung antara tingkat satu sampai tingkat empat.
– Arupadhatu merupakan alam atas atau dunia tanpa
rupa. Dunia Arupadhatu merupakan gambaran tentang tempat bersemayamnya
para Dewa. Gambaran tahapan ini dilambangkan dengan teras bundar di
tingkat satu, dua dan tiga, serta kehadiran stupa induk pada tingkat
tertinggi.
Kesimpulan
Candi Borobudur adalah candi terbesar agama Buddha di dunia.
Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukkan kemampuan rancang
bangunan nenek moyang bangsa Indonesia yang luar biasa tetapi
menunjukkan penguasaan ilmu perbintangan. Struktur dari candi Borobudur
merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitannya
dengan alam semesta yang diyakini oleh warga Buddha Mahayana, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar