Senin, 26 Desember 2016

SEJARAH MUSIUM PURBAKALA

Sejarah Museum

Museum Sejarah Purbakala Pleret ini didirikan pada tahun 2004 sebelum terjadi gempa. Pada saat itu, bangunan museum hanya ada satu unit. Dengan luas sekitar  2.500 m2,  bangunan museum ini telah direnovasi dalam tiga tahap selama tiga tahun berturut-turut.  Pada tahun 2007, dibangunlah gedung di sisi barat museum, setahun kemudian gedung  pada sisi tengah museum ini dibangun dan  pada 2009 dilakukan renovasi besar-besaran: pembangunan 4 gazebo, perbaikan sumur gumuling, tempat parkir dan papan nama. Sampai dengan saat ini, Museum Sejarah Purbakala Pleret belum diresmikan menjadi museum yang mandri. Untuk sementara museum masih dikelola olah pihak Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Museum Sejarah Purbakala Pleret berada di Dusun Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Museum ini menyimpan benda-benda yang terkait dengan berbagai peristiwa sejarah yang pernah ada di Pleret. Kecamatan Pleret merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bantul yang mempunyai peran historis tinggi karena pernah menjadi tempat berdirinya Keraton Kerto dan Keraton Pleret. Keberadaan tempat-tempat tersebut kini sudah tidak dapat dilihat lagi, namun sebagian sisa bangunan masih terpendam di dalam tanah. Beberapa komponen bangunan yang telah rusak tersebut, saat ini akhirnya tersebar di beberapa wilayah di sekitar bangunan tempat museum berdiri.
Keberadaan Sumur Gumuling menjadi simbol adanya suatu peradaban yang pernah berkembang di tempat itu karena adanya sumur tersebut menandakan lokasi bekas berdirinya Keraton Pleret. Sumur tersebut berada di dalam area bangunan museum. Dulunya sumur ini sudah tidak terawat dan terbengkalai, namun sekarang sumur ini sudah dipugar dan masih berfungsi dengan baik. 
Berbagai penemuan yang berkaitan dengan keberadaan Keraton Pleret adalah ditemukannya berbagai macam batuan dan sisa-sisa bangunan keraton di sekitar tempat didirikannya musem. Contoh benda peninggalan Keraton Pleret yaitu umpak (batuan andesit yang dipakai sebagai landasan tiang); berbagai jenis arca bercorak Hindu; antefik; berbagai benda logam, seperti talam, entong, uang logam china dan berbagai peralatan rumah tangga berusia ratusan tahun yang sempat terpendam dan kini menjadi koleksi Museum Purbakala Pleret.

Profil Museum

Museum Purbakala Pleret dibangun dengan tujuan untuk melestarikan benda-benda cagar budaya pada kawasan cagar budaya khususnya situs Sumur Gumuling, Masjid Kauman, situs Kedaton, Kerto, Keputren, dll. Sehingga fungsi museum ini yakni untuk menyimpan, merawat dan memajang benda cagar budaya dari kawasan Cagar Budaya Pleret dan situs-situs lain di Bantul. Maksud dari pelestarian benda-benda cagar budaya tersebut antara lain untuk meneliti data tentang sejarah kerajaan mataram Islam yang didirikan pertama di Kota Gede kemudian pindah ke Kerto lalu ke Pleret dan terakhir di Kartasura sebelum menjadi Keraton Sukarta dan Yogyakarta. 
Gedung sebelah barat menyimpan koleksi-koleksi benda cagar budaya yang sudah teridentifikasi. 71 koleksi yang ada berasal dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY sedang ratusan koleksi lainnya dari hasil pengumpulan oleh Dinas Kepudayaan DIY- Ke 81 benda koleksi cagar budaya yang ada terdiri dari : mata uang cina, genda pendeta,  talam, fragmen cepuk, beliung, bokor, batu dan batu pipih, entong, arca Ganesha , arca Agastya, pipisan, gandik, dll. 

Selain berfungsi untuk kantor, bangunan sisi tengah museum digunakan untuk menyimpan benda-benda cagar budaya yang telah ditemukan, tetapi masih dalam tahap identifikasi. Nantinya sebagian bangunan ini, juga digunakan untuk menyimpan dan memajang benda koleksi cagar budaya yang sudah teridentifikasi. Proses pendataan dan pengumpulan benda-benda cagar budaya yang masih tersebar di kawasan cagar budaya kelas C ini, terus dilakukan.
Selain koleksi benda-benda cagar budaya, museum ini juga memamerkan peta prakiraan lokasi keraton Mataram Pleret, silsilah raja-raja Mataram dan masa pemerintahannya serta foto-foto terkini dan sekelumit sejarah tentang situs-situs tersebut yang berada dalam kawasan cagar budaya pleret. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar