Senin, 26 Desember 2016

filosofi Gedung Sate




Gedung Sate – Sejarah dari Ikon Kota Bandung


Ikon Kota Bandung - Gedung Sate
Ikon Kota Bandung – Gedung Sate | Foto : www.liburanbandung.web.id
Gedung Sate sudah sangat lengkat menjadi ikon dari Kota Bandung dan Jawa Barat. Gedung yang memiliki ciri khas ornaen tusuk sate di menara utamanya ini telah dibangun tahun 1920. Gedung ini sekarang dijadikan pusat pemerintahan Jawa Barat. Gedung megah ini masih dijadikan tujuan berfoto oleh wisatawan luar kota.

Gedung Sate – Sejarah dari Ikon Kota Bandung

Gedung Sate pada masa Belanda disebut dengan nama Gouvernements Bedrijven. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, pada tanggal 27 Juli 1920. Johanna merupakan puteri sulung walikota waktu itu yang bernama B. Coops. Arsitek yang membidani lahirnya gedung ini adalah sebuah tim yang terdiri dari J. Gerber, De Roo, G, Hendrik, dan pihak Gemeente van Bandoeng yang diketuaik VL. Slors. Pembangunan gedung ini melibatkan sekitar dua ribu pekerja, seratus lima puluh diantaranya adalah pemahat asal Kanton, Cina. Pekerja ini juga yang mengerjakan pembangan Gedong Sirap, yang menjadi gedung ITB, dan Gedong Papak, yang menjadi Balai Kota Bandung.
Gedung utama, termasuk kantor pusat Pos, Telepon, dan Telegraf serta Perpustakaan, selesai pada tahun 1924. J. Gerber memasukan berbagai bentuk khas nusantara, atas masukan dari Hendrik Petrus Belgrage. Bentuk atap dan beberapa sisi bangunan mengambil inspirasi dari candi-candi di Indonesia. Gedung ini memang berusaha menggabungkan gaya arsitektur Eropa dengan Indonesia.

Hasilnya, Gedung Sate menjadi sebuah bangunan yang megah dan indah. D.Ruhl dalam bukunya yang berjudul Bandoeng en haar Hoogvlakte pada 1952 bahkan menyebut Gedung Sate sebagai bangunan terindah di Indonesia. Gedung ini memakai banyak unsur Eropa dan pelosok nusantara. Jendela gedung misalnya, diambil dari gaya Moor di Spanyol. Sedangkan untuk atap memakai gaya pura di Bali.
Tusuk sate yang berjumlah enam konon diambil dari jumlah biaya pembangunan gedung, yaitu enam juta gulden. Arah dan tempat juga telah diperhitungkan. Gedung ini dibuat di sebelah utara Bandung sehingga tidak akan terkena banjir. Gedung ini juga sengaja dibuat menghadap ke utara, ke arah Gunung Tangkuban Perahu. Gedung ini tetap awet hingga saat ini, salah satunya karena bahan yang baik dan teknis konstruksi yang dipakai.
Gedung ini menjari Kantor Gubernur Jawa Barat sejak tahun 1980. Sebelumnya kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat berada di Gedung Kerta Muksi, Jalan Braga. Gedung sate yang megah tetap menjadi primadona wisata di Bandung. Pada saat-saat tertentu akan dijumpai banyak orang yang berfoto di depan gedung ini. Ciri khas tusuk sate dan kekhasan arsitektur gaya Indo-Eropa masih menarik untuk dilihat sampai kapan pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar