Senin, 26 Desember 2016

FILOSOFI KAKTUS

Kaktus memiliki duri-duri di tubuhnya, ada duri yang kaku dan ada pula yang lemas jika disentuh. Kaktus dapat bertahan hidup tanpa air selama berminggu-minggu. Hal itu dikarenakan dia memiliki morfologi yang unik dimana dari morfologi tersebut dia dapat mengurangi laju penguapan air.
Morfologi apa? Yaitu tidak atau jarang memiliki daun, memiliki lapisan lilin, serta di gurun memiliki akar yang panjang-panjang.
Sebenarnya kaktus memiliki daun, hanya saja daun tersebut termodifikasi menjadiduri. Khusus tanaman pot, kaktus memiliki akar yang pendek, hal itu dikarenakan dalam pot sudah disiram secara teratur sehingga akar tidak perlu mencari-cari lagi (alias menjadi panjang-panjang).
Demikianlah penjelasan singkat mengenai kaktus. Mari kita bicarakan filosofinya.
Jika Anda menyirami kaktus dan memberi pupuk setiap hari, niscaya dalam waktu dekat kaktus akan mati mengenaskan (alias busuk). Namun jika Anda jarang menyiram dan jarang memberi pupuk, niscaya kaktus justru hidup happy, tumbuh gembira, dan malah berbunga, kalau sudah betah dengan lingkungannya.
Dengan kata lain, jika kaktusnya disayang-sayangin berlebihan malah mati, jika disayangin dengan cukup malah hidup happy.
Ada seorang manusia yang jika disayangi justru bersikap acuh tak acuh, sulit berkembang. Jika dicueki atau kurang diperhatikan malah dapat mengembangkan dirinya. Artinya, jika terlalu menyayangi dan protektif terhadap manusia tipe kaktus, maka dia tidak bisa berkembang. Jika disayangin dengan cukup, atau tidak terlalu protektif dia dapat berkembang dengan baik. Malah kalau sudah nyaman sering memberikan penghargaan yang tak terduga.
Kaktus menyimpan air dalam jumlah yang banyak dalam tubuhnya, hal itu untuk menjaga dirinya dari kekeringan. Dan dia memiliki perlindungan berupa duri agar tidak dimakan oleh binatang-binatang, selain sebagai sarana mengurangi laju penguapan.
Sama seperti manusia, manusia melindungi hatinya dengan bersikap kasar kepada manusia yang lain. Yang demikian itu, agar tak ada yang mencoba-coba menyakiti hatinya.
Gak ngerti? Jadi gini…. dahulunya manusia itu mampu mencintai dan menyayangi manusia-manusia lain, namun salah satu manusia lain itu menyakiti hatinya sehingga hatinya terluka, sehingga akhirnya dia melindungi dirinya dengan bersikap kasar terhadap yang lain agar tidak merasakan lagi yang namanya sakit hati.
Begitulah kaktus. Jika disayangi, malah mati. Jika dicuekin, malah hidup. Jika disayangi, dikasih durinya (lah iya.. coba aja elus-elus kaktus pasti dapat duri ditanganmu😀 ). Jika dicuekin, malah berbunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar